Artikel ini membahas tren baru dalam aset kripto dan teknologi blockchain di bidang keuangan dan pasar, dari potensi tokenisasi, tantangan stablecoin terhadap TradFi, hingga kemungkinan perdagangan on-chain di pasar saham AS, menunjukkan perkembangan cepat di bidang ini dan hambatan nyata yang mungkin dihadapinya.

Penulis: David Feliba, CoinTelegraph; diterjemahkan oleh: Bai Shui, Jinse Caijing
Meskipun pemerintahan Trump telah meletakkan dasar awal untuk regulasi industri kripto di AS (diharapkan raja kripto baru di Gedung Putih akan menetapkan arah dalam beberapa bulan ke depan), aset digital ini telah berkembang pesat di pasar yang sedang berkembang.
Stablecoin terikat dengan mata uang fiat, semakin menjadi alat keuangan penting bagi banyak negara berkembang, mendorong remitan dan perdagangan lintas batas, menjembatani kesenjangan inklusi keuangan, serta menyediakan penghindaran inflasi di negara-negara di mana layanan keuangan tradisional seringkali tidak memadai dan jutaan orang hampir tidak dapat mengakses layanan keuangan.
Stablecoin (terutama yang terikat pada dolar AS) telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan penggunaan nyata yang dengan cepat meluas ke Afrika, Amerika Latin, dan sebagian negara berkembang di Asia. Meskipun AS masih mempelajari bagaimana menerapkan teknologi ini di luar bidang kripto, pasar yang sedang berkembang telah membuktikan pentingnya stablecoin.
Di tempat-tempat ini

Sumber: enkripsi salad
Belakangan ini, diskusi tentang proyek RWA sedang hangat dibicarakan di berbagai komunitas Web3. Banyak pengamat industri di internet yang mengajukan kesimpulan bahwa "RWA akan membangun ekosistem keuangan baru di Hong Kong", berpendapat bahwa dengan mengandalkan kerangka regulasi yang ada di Wilayah Administratif Khusus Hong Kong, jalur ini akan mengalami perkembangan yang signifikan. Dalam proses berdiskusi dengan rekan-rekan, Crypto Salad menemukan bahwa banyak orang baru-baru ini terlibat dalam perdebatan mengenai isu "kepatuhan", dengan pemahaman yang berbeda-beda tentang pertanyaan "apa itu kepatuhan", selalu muncul situasi di mana masing-masing pihak memiliki argumen yang saling bertentangan. Fenomena ini sebenarnya muncul karena masih adanya perbedaan pemahaman mengenai konsep RWA.
Oleh karena itu, enkripsi salad perlu untuk membahas konsep RWA dari sudut pandang tim pengacara profesional, dan menguraikan garis batas kepatuhan RWA.
1. Bagaimana konsep RWA harus didefinisikan?
(1) Latar Belakang dan Keuntungan Proyek RWA

Penulis: Alex Thorn, Gabe Parker, Galaxy; Diterjemahkan oleh: Wu Zhu, Jinse Caijing
Pendahuluan
Tahun 2024 adalah tahun yang gemilang untuk pasar cryptocurrency, dengan peluncuran ETP Bitcoin spot pada bulan Januari dan pemilihan presiden dan kongres yang paling mendukung cryptocurrency dalam sejarah Amerika pada bulan November. Secara keseluruhan, pasar cryptocurrency yang likuid meningkat sebesar $1,6 triliun pada tahun 2024, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 88%, mencapai $3,4 triliun. Hanya Bitcoin saja yang meningkat sebesar $1 triliun, mendekati $2 triliun sepanjang tahun. Narasi cryptocurrency di tahun 2024 didorong oleh lonjakan cepat Bitcoin (yang menyumbang 62% dari total pendapatan pasar) di satu sisi, dan meme serta AI di sisi lain. Selama sebagian besar tahun, meme adalah cryptocurrency terpopuler, dengan sebagian besar rantai.

Penulis: Mason Nystrom, Mitra Pantera; diterjemahkan oleh: 0xjs@Jinse Caijing
Konsumen DeFi
Seiring dengan penurunan suku bunga, imbal hasil DeFi mulai menjadi lebih menarik. Peningkatan volatilitas membawa lebih banyak pengguna, imbal hasil, dan leverage. Ditambah dengan imbal hasil yang lebih berkelanjutan yang dibawa oleh RWA, membangun aplikasi keuangan kripto untuk konsumen tiba-tiba menjadi jauh lebih mudah.
Ketika kita menggabungkan tren makro ini dengan inovasi dalam abstraksi rantai, akun/dompet pintar, dan pergeseran umum ke perangkat mobile, ada peluang yang jelas untuk menciptakan pengalaman DeFi tingkat konsumen.
Beberapa aplikasi keuangan kripto yang paling sukses dalam beberapa tahun terakhir lahir dari perpaduan antara peningkatan pengalaman pengguna dan spekulasi.
● Robot perdagangan (misalnya Telegram) – memberikan pengguna kemampuan untuk melakukan perdagangan dalam pengalaman pesan dan sosial
● Lebih

Penulis: losingle Sumber: X, @losingle
Saya telah membaca karya Rickawsb yang berjudul ""Rancangan Jenius" dan Perusahaan Hindia Timur Baru: Bagaimana Stablecoin Dolar Akan Menantang Sistem Mata Uang Fiat yang Ada dan Bentuk Negara", di mana narasi besar tentang "Rancangan Jenius" dan "Perusahaan Hindia Timur Baru" menggambarkan masa depan yang didorong oleh stablecoin dolar yang akan mengubah tatanan keuangan global. Ini meramalkan "tsunami mata uang" yang akan melanda seluruh dunia, mengakhiri bank sentral negara-negara lemah, dan memberikan serangan dimensi pada sistem tertutup dengan jaringan keuangan yang terbuka. Secara pribadi, saya cukup tenang, ketika kita menarik perhatian dari ramalan yang mendebarkan kembali ke realitas yang dingin, kita akan menemukan bahwa arus revolusi ini sedang menghantam tembok "keheningan" yang dibangun oleh kepentingan yang sudah ada, regulasi global, dan kedaulatan negara.
Babak Pertama: Hambatan Realitas yang Dihadapi oleh Narasi Besar
Meskipun terobosan legislatif seperti "Undang-Undang Jenius" mendukung stablecoin di AS.

RWA (tokenisasi aset dunia nyata) dan IPO (penawaran umum perdana) adalah dua cara pendanaan perusahaan yang memiliki karakteristik masing-masing. RWA memiliki hambatan yang rendah, likuiditas tinggi, dan transparansi, cocok untuk lebih banyak investor. IPO dapat mengumpulkan dana dalam jumlah yang lebih tinggi, meningkatkan reputasi merek, dan melindungi hak investor. Keduanya menunjukkan arah regulasi yang berbeda di Hong Kong, dan di masa depan akan saling melengkapi dan bukan saling menggantikan, memberikan pilihan pendanaan yang beragam bagi perusahaan.