Musim Dingin Game Web3: Dilema dan Solusi di Balik Tingginya Tingkat Kegagalan
Baru-baru ini, beberapa proyek permainan Web3 terkenal telah mengumumkan penghentian operasional mereka, menarik perhatian luas dari industri. Dari gelombang singkat yang dibawa oleh peluncuran permainan berbasis blockchain "MapleStory N" yang diadaptasi dari "Dungeon Fighter", hingga jatuhnya proyek-proyek seperti Ember Sword dan Nyan Heroes, industri permainan Web3 tampaknya terjebak dalam musim dingin.
Menurut statistik, pada tahun 2025 sudah ada 17 game Web3 yang dihentikan. Kegagalan proyek-proyek ini terutama disebabkan oleh kekurangan dana, memburuknya kondisi pasar, dan kehilangan pemain. Namun, tingkat kegagalan yang tinggi bukanlah masalah yang unik bagi game Web3. Industri game tradisional juga menghadapi tantangan serius, dengan tingkat kematian game mobile mencapai 83% dalam tiga tahun.
Dilema permainan Web3 terutama tercermin dalam beberapa aspek berikut:
Model pembiayaan menghadapi kendala: Menggunakan model pembiayaan bertahap sulit untuk berhasil dalam lingkungan saat ini. Antusiasme investor terhadap bidang ini menurun, dan pendanaan proyek game Web3 pada kuartal pertama 2025 turun 68% dibandingkan tahun lalu.
Kesulitan mempertahankan pengguna: Airdrop dan insentif token sulit untuk mempertahankan retensi pengguna jangka panjang, menyebabkan penurunan cepat dalam aktivitas permainan.
Komitmen kepemilikan aset sulit untuk direalisasikan: "Aset terdesentralisasi" yang dimaksud tetap sangat bergantung pada server game terpusat dan dukungan pengembang. Setelah game dihentikan, NFT dan token sering kehilangan kegunaan dan nilai yang sebenarnya.
Kurangnya interoperabilitas aset lintas platform: Perbedaan besar antara berbagai jenis permainan membuat aliran aset lintas platform sulit untuk direalisasikan.
Rasa kerugian investor lebih kuat: dibandingkan dengan model crowdfunding tradisional, investor permainan Web3 seringkali menginvestasikan lebih banyak dana, menghadapi penghapusan uang nyata saat proyek gagal, sehingga rasa kerugian dan rasa dikhianati menjadi lebih kuat.
Menghadapi tantangan ini, para ahli industri menyarankan pengembang game Web3 untuk:
Utamakan kualitas dan playability dari permainan itu sendiri, bukan terlalu cepat memperkenalkan token atau NFT untuk monetisasi.
Kembali ke elemen inti permainan, seperti karakter, narasi, pengalaman bermain, dan interaksi komunitas.
Mengutamakan nilai yang dipicu dan sifat teknis, sehingga permainan Web3 benar-benar menjadi menarik dan menyenangkan.
Hanya dengan menyelesaikan masalah mendasar ini, permainan Web3 dapat keluar dari kondisi saat ini dan mendapatkan kembali kepercayaan pemain dan investor.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
6
Bagikan
Komentar
0/400
CantAffordPancake
· 08-04 05:20
Modal kesepian memang tidak main-main... sekarang proyek Web3 ini bukankah hanya untuk mengumpulkan uang?
Lihat AsliBalas0
LightningPacketLoss
· 08-03 05:48
Sekarang Web3 tidak ada yang menarik... hanya dianggap bodoh saja.
Lihat AsliBalas0
MaticHoleFiller
· 08-02 02:04
partai penonton yang hanya menonton drama
Lihat AsliBalas0
MoonlightGamer
· 08-02 02:03
Kenapa sudah sepi? Apa sudah pergi untuk Perdagangan Mata Uang Kripto?
Lihat AsliBalas0
ChainWallflower
· 08-02 02:00
lebih baik bermain Genshin Impact
Lihat AsliBalas0
StableNomad
· 08-02 01:58
lmao kuburan web3 lainnya... mengingatkan saya pada keruntuhan ust tetapi dengan npc seni piksel
Web3 game musim dingin datang, 17 proyek yang dihentikan menghadapi tantangan dan solusi.
Musim Dingin Game Web3: Dilema dan Solusi di Balik Tingginya Tingkat Kegagalan
Baru-baru ini, beberapa proyek permainan Web3 terkenal telah mengumumkan penghentian operasional mereka, menarik perhatian luas dari industri. Dari gelombang singkat yang dibawa oleh peluncuran permainan berbasis blockchain "MapleStory N" yang diadaptasi dari "Dungeon Fighter", hingga jatuhnya proyek-proyek seperti Ember Sword dan Nyan Heroes, industri permainan Web3 tampaknya terjebak dalam musim dingin.
Menurut statistik, pada tahun 2025 sudah ada 17 game Web3 yang dihentikan. Kegagalan proyek-proyek ini terutama disebabkan oleh kekurangan dana, memburuknya kondisi pasar, dan kehilangan pemain. Namun, tingkat kegagalan yang tinggi bukanlah masalah yang unik bagi game Web3. Industri game tradisional juga menghadapi tantangan serius, dengan tingkat kematian game mobile mencapai 83% dalam tiga tahun.
Dilema permainan Web3 terutama tercermin dalam beberapa aspek berikut:
Kesulitan mempertahankan pengguna: Airdrop dan insentif token sulit untuk mempertahankan retensi pengguna jangka panjang, menyebabkan penurunan cepat dalam aktivitas permainan.
Komitmen kepemilikan aset sulit untuk direalisasikan: "Aset terdesentralisasi" yang dimaksud tetap sangat bergantung pada server game terpusat dan dukungan pengembang. Setelah game dihentikan, NFT dan token sering kehilangan kegunaan dan nilai yang sebenarnya.
Menghadapi tantangan ini, para ahli industri menyarankan pengembang game Web3 untuk:
Utamakan kualitas dan playability dari permainan itu sendiri, bukan terlalu cepat memperkenalkan token atau NFT untuk monetisasi.
Kembali ke elemen inti permainan, seperti karakter, narasi, pengalaman bermain, dan interaksi komunitas.
Hanya dengan menyelesaikan masalah mendasar ini, permainan Web3 dapat keluar dari kondisi saat ini dan mendapatkan kembali kepercayaan pemain dan investor.