Kasus Pencucian Uang Terbesar dalam Sejarah Meletus di Singapura, Jaringan Uang Hitam 12,8 Triliun Muncul ke Permukaan
Polisi Singapura baru-baru ini berhasil mengungkap kasus pencucian uang besar-besaran dengan nilai mencapai 12,8 miliar yuan. Ini adalah kasus pencucian uang terbesar yang pernah ada di Singapura, yang memicu perhatian luas di berbagai kalangan masyarakat.
Investigasi kasus dimulai bulan lalu, polisi mengerahkan lebih dari 400 personel setelah menerima laporan intelijen, dan melakukan operasi pencarian di berbagai lokasi di seluruh negeri. Dalam operasi tersebut, polisi menangkap 10 tersangka di kawasan perumahan mewah seperti Bukit Timah dan Orchard Road. Sementara itu, polisi mengeluarkan larangan penanganan terhadap 94 properti, 50 mobil, dan banyak anggur mahal, serta menyita lebih dari 1,1 miliar yuan simpanan, 23 juta yuan tunai, serta banyak barang mewah dan informasi aset virtual.
Seiring dengan penyelidikan yang semakin mendalam, jangkauan kasus terus meluas. Saat ini, jumlah orang yang terlibat yang telah dipastikan telah meningkat menjadi 34 orang, dengan aset yang disita meliputi 110 properti, 62 mobil, 5,5 triliun simpanan bank, 380 juta tunai, 68 batang emas, dan 1,9 triliun aset virtual.
10 orang tersangka utama berasal dari Fujian, yang dikenal sebagai "Banda Fujian". Sejak mereka datang ke Singapura pada tahun 2017, mereka membeli rumah mewah di daerah-daerah elit seperti Sentosa, dan membuka beberapa toko di pusat kota. Penyelidikan menunjukkan bahwa mereka melakukan pencucian uang terutama melalui operasi toko, investasi properti, dan aktivitas kasino.
Polisi mengungkapkan bahwa di antara para pelaku, setidaknya 20 orang terdaftar di ratusan hingga ribuan perusahaan, bahkan ada yang menjabat sebagai sekretaris di lebih dari 2300 perusahaan selama lebih dari 7 tahun. Mereka mengubah uang haram menjadi pendapatan yang sah melalui berbagai cara, termasuk membeli rumah mewah untuk dijual kembali, terlibat dalam perjudian, konsumsi tunai, sumbangan amal, dan lain-lain.
Investigasi mendalam mengungkapkan bahwa uang haram ini terutama berasal dari perjudian online dan kegiatan penipuan. Di antara mereka, Wang Shuiming dan Su Haijin adalah dua tokoh yang paling mencolok dalam kasus ini. Wang Shuiming dikenal sebagai "Daming Zong", yang terkenal di bidang perjudian online, memiliki sekitar 7-10 kelompok perjudian online, dengan total karyawan lebih dari 10.000 orang. Su Haijin adalah salah satu pemimpin penipuan online di Filipina, dan juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial di Singapura untuk meningkatkan popularitas.
Kasus ini mengungkapkan adanya celah dalam pemeriksaan pencucian uang dan visa di Singapura, yang berdampak pada posisi pusat keuangannya. Pemerintah Singapura menyatakan akan memperkuat pengawasan untuk memastikan sistem keuangan tidak disalahgunakan. Beberapa bank telah mulai memperkuat pemeriksaan akun pelanggan dengan kewarganegaraan tertentu, dan proses pemeriksaan aplikasi visa juga menjadi lebih ketat.
Untuk industri cryptocurrency, karena kelompok yang terlibat menggunakan USDT untuk Pencucian Uang, kontroversi tentang mata uang virtual sekali lagi muncul. Diperkirakan Singapura akan semakin memperketat kebijakan regulasi terhadap mata uang virtual di masa depan.
Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan tersangka akan diadili dan menjalani hukuman di Singapura. Kasus besar ini pasti akan menjadi peristiwa ikonik dalam sejarah peradilan Singapura, serta memberikan pengalaman penting bagi negara dan daerah lain dalam memberantas kejahatan keuangan lintas negara.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Singapura membongkar kasus besar pencucian uang lintas negara senilai 128 miliar USD, USDT menjadi alat pencucian uang.
Kasus Pencucian Uang Terbesar dalam Sejarah Meletus di Singapura, Jaringan Uang Hitam 12,8 Triliun Muncul ke Permukaan
Polisi Singapura baru-baru ini berhasil mengungkap kasus pencucian uang besar-besaran dengan nilai mencapai 12,8 miliar yuan. Ini adalah kasus pencucian uang terbesar yang pernah ada di Singapura, yang memicu perhatian luas di berbagai kalangan masyarakat.
Investigasi kasus dimulai bulan lalu, polisi mengerahkan lebih dari 400 personel setelah menerima laporan intelijen, dan melakukan operasi pencarian di berbagai lokasi di seluruh negeri. Dalam operasi tersebut, polisi menangkap 10 tersangka di kawasan perumahan mewah seperti Bukit Timah dan Orchard Road. Sementara itu, polisi mengeluarkan larangan penanganan terhadap 94 properti, 50 mobil, dan banyak anggur mahal, serta menyita lebih dari 1,1 miliar yuan simpanan, 23 juta yuan tunai, serta banyak barang mewah dan informasi aset virtual.
Seiring dengan penyelidikan yang semakin mendalam, jangkauan kasus terus meluas. Saat ini, jumlah orang yang terlibat yang telah dipastikan telah meningkat menjadi 34 orang, dengan aset yang disita meliputi 110 properti, 62 mobil, 5,5 triliun simpanan bank, 380 juta tunai, 68 batang emas, dan 1,9 triliun aset virtual.
10 orang tersangka utama berasal dari Fujian, yang dikenal sebagai "Banda Fujian". Sejak mereka datang ke Singapura pada tahun 2017, mereka membeli rumah mewah di daerah-daerah elit seperti Sentosa, dan membuka beberapa toko di pusat kota. Penyelidikan menunjukkan bahwa mereka melakukan pencucian uang terutama melalui operasi toko, investasi properti, dan aktivitas kasino.
Polisi mengungkapkan bahwa di antara para pelaku, setidaknya 20 orang terdaftar di ratusan hingga ribuan perusahaan, bahkan ada yang menjabat sebagai sekretaris di lebih dari 2300 perusahaan selama lebih dari 7 tahun. Mereka mengubah uang haram menjadi pendapatan yang sah melalui berbagai cara, termasuk membeli rumah mewah untuk dijual kembali, terlibat dalam perjudian, konsumsi tunai, sumbangan amal, dan lain-lain.
Investigasi mendalam mengungkapkan bahwa uang haram ini terutama berasal dari perjudian online dan kegiatan penipuan. Di antara mereka, Wang Shuiming dan Su Haijin adalah dua tokoh yang paling mencolok dalam kasus ini. Wang Shuiming dikenal sebagai "Daming Zong", yang terkenal di bidang perjudian online, memiliki sekitar 7-10 kelompok perjudian online, dengan total karyawan lebih dari 10.000 orang. Su Haijin adalah salah satu pemimpin penipuan online di Filipina, dan juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial di Singapura untuk meningkatkan popularitas.
Kasus ini mengungkapkan adanya celah dalam pemeriksaan pencucian uang dan visa di Singapura, yang berdampak pada posisi pusat keuangannya. Pemerintah Singapura menyatakan akan memperkuat pengawasan untuk memastikan sistem keuangan tidak disalahgunakan. Beberapa bank telah mulai memperkuat pemeriksaan akun pelanggan dengan kewarganegaraan tertentu, dan proses pemeriksaan aplikasi visa juga menjadi lebih ketat.
Untuk industri cryptocurrency, karena kelompok yang terlibat menggunakan USDT untuk Pencucian Uang, kontroversi tentang mata uang virtual sekali lagi muncul. Diperkirakan Singapura akan semakin memperketat kebijakan regulasi terhadap mata uang virtual di masa depan.
Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan tersangka akan diadili dan menjalani hukuman di Singapura. Kasus besar ini pasti akan menjadi peristiwa ikonik dalam sejarah peradilan Singapura, serta memberikan pengalaman penting bagi negara dan daerah lain dalam memberantas kejahatan keuangan lintas negara.